5 Cara untuk Keluar dari Sandwich Generation, Yuk Catat!
Lahir sebagai generasi sandwich tentu bukan impian semua orang. Karena bebannya yang berat, sering kali seseorang merasa frustasi dan ingin mengakhiri rantai ini. Namun sebenarnya, bagaimana cara keluar dari sandwich generation?
Tidak bisa dipungkiri, menjadi generasi sandwich memang membuat seseorang merasa sangat terjepit.
Bahkan tak jarang, seseorang yang terjebak dalam sandwich generation akan memforsir dirinya untuk bekerja lebih keras sampai-sampai kehilangan work life balance.
Hal ini dapat terjadi akibat tanggungan mereka yang berlipat ganda, mulai dari keluarga sendiri, orang tua, hingga adik-adik.
Jika kamu sedang mengalaminya, mari simak beberapa tips tentang cara keluar dari sandwich generation di artikel berikut ini.
Apa itu Sandwich Generation?
Secara umum, makna dari istilah sandwich generation adalah mengacu pada seseorang yang harus menanggung hidup dua generasi. Mulai dari generasi atas dan di bawahnya sekaligus.
Jika mereka belum berkeluarga, beban yang ditanggung adalah kebutuhan orang tua serta adik-adik.
Namun, saat sudah berkeluarga, ada lebih banyak beban yang ditanggung, yakni mulai dari kebutuhan orang tua, adik-adik, dan keluarga sendiri.
Umumnya, salah satu faktor yang membuat seseorang menjadi generasi sandwich adalah karena kurangnya persiapan finansial dari generasi sebelumnya.
Akhirnya, saat generasi selanjutnya lahir, mereka terpaksa harus bertanggung jawab untuk beban yang ganda.
Dampak Generasi Sandwich
Lantas, apa saja dampak yang akan dirasakan saat seseorang menjadi sandwich generation?
Umumnya, saat seseorang memikul terlalu banyak beban, mereka akan merasa stres dan frustasi.
Inilah mengapa, tidak jarang seorang generasi sandwich mengalami kesehatan mental yang terganggu.
Sebab, meskipun telah bekerja dengan keras, mereka tidak akan mampu menikmati seluruh jerih payah yang dihasilkan.
Ditambah lagi, jika gaji mereka masih belum bisa mencukupi kebutuhan seluruh orang yang ditanggung. Alhasil, perasaan tidak puas dan burnout pun sering menghantui.
Baca juga: Tips Memilih Asuransi Kesehatan Karyawan yang Bagus & Tepat
Cara Keluar dari Sandwich Generation
Meskipun memutus rantai generasi sandwich memang cukup sulit, tapi bukan berarti hal tersebut tidak mungkin untuk dilakukan.
Untuk mengetahui bagaimana cara keluar dari sandwich generation, yuk simak beberapa tipsnya di bawah ini.
1. Menambah Penghasilan
Cara keluar dari sandwich generation yang pertama adalah dengan menambah penghasilan.
Jadi, selain memiliki pekerjaan utama, kamu juga bisa menambah penghasilan dengan menerima jasa freelance.
Misalnya, kalau kamu memiliki kemampuan membuat desain, coba saja iklankan di platform-platform freelance secara online atau media sosial.
2. Tidak Bersikap Konsumtif dan Berhutang
Sebagai seorang generasi sandwich, kamu harus benar-benar bijak dalam menggunakan uang.
Jika memang harus mengeluarkan uang untuk self reward, pastikan bahwa segala kebutuhan telah terpenuhi terlebih dahulu.
Atau jika memang ingin self reward secara rutin, kamu bisa membuat anggaran tersendiri agar pengeluaran tetap terkontrol.
Jangan sampai kamu bersifat konsumtif hingga rela membeli sesuatu secara kredit.
Sebab, utang merupakan salah satu akar utama yang membuat orang terjebak menjadi generasi sandwich.
Baca juga: Mengenal Insurtech, Asuransi Digital yang Kian Berkembang
3. Menyiapkan Dana Pensiun dan Asuransi
Sebagai persiapan di masa depan, kamu harus mulai menyiapkan dana pensiun dan asuransi sejak dini.
Sebab, disadari atau tidak, salah satu penyebab seseorang terjebak menjadi sandwich generation adalah karena mereka harus menanggung kebutuhan orang tua.
Inilah mengapa, salah satu cara keluar dari sandwich generation adalah dengan menyiapkan dana pensiun dan asuransi sejak dini.
Jadi, jika kelak kamu tidak aktif bekerja dan membutuhkan dana perawatan rumah sakit, sudah ada dana pensiun dan asuransi yang disiapkan sehingga tidak memberatkan anak-anak di masa depan.
Lantas, berapa perhitungan dana pensiun yang ideal? Karena kondisi keuangan seseorang berbeda-beda, jadi jumlah dana pensiun yang dibutuhkan tiap-tiap orang pun juga tidak sama.
Tapi umumnya, untuk menghitung dana pensiun kamu dapat menggunakan rumus berikut ini:
Jumlah dana pensiun = jumlah biaya hidup dalam sebulan x estimasi umur hidup.
Misalnya, kalau kamu berencana pensiun di umur 50 tahun dan memprediksi akan hidup sampai 70 tahun, maka dana pensiun yang perlu disiapkan adalah 20 tahun dikali biaya hidup per bulan.
Jika biaya hidup per bulan sebesar Rp5.000.000, berarti total dana pensiun yang perlu disiapkan adalah:
Jumlah dana pensiun = 5.000.000 x (12 x 15)
= Rp900.000.000
4. Menyiapkan Dana Darurat
Cara keluar dari sandwich generation yang selanjutnya adalah dengan menyiapkan dana darurat.
Namun sebenarnya, tahukah kamu mengapa dana darurat penting? Seperti namanya, dana darurat merupakan tabungan yang perlu dimiliki untuk mempersiapkan kondisi-kondisi darurat.
Misalnya, sebagai antisipasi saat terkena PHK, jatuh sakit, bangkrut, dan hal lainnya yang cukup membebani pengeluaran.
Jika tanpa dana darurat, biasanya jalan keluar terakhir yang akan ditempuh adalah berhutang.
Padahal, hutang merupakan sesuatu yang harus dihindari jika kamu ingin keluar dari sandwich generation.
5. Sisihkan Dana untuk Investasi
Perlu diketahui bahwa salah satu penyebab timbulnya sandwich generation adalah karena kurangnya kemampuan seseorang dalam mengatur finansial.
Jadi, agar tidak masuk ke dalam lubang yang sama dua kali, kamu bisa membiasakan diri untuk mulai berinvestasi dan mengatur keuangan dengan baik.
Itulah beberapa cara keluar dari sandwich generation yang bisa kamu coba. Sebagai seorang sandwich generation, mungkin dukungan finansial saja tidaklah cukup.
Agar lebih lega, kamu juga membutuhkan orang lain untuk mendengarkan keluh kesah dan berbagi beban.
Sayangnya, hal seperti ini bukanlah sesuatu yang bisa dengan mudah dibagikan kepada orang lain.
Oleh karena itu, pastikan perusahaan tempatmu bekerja juga memperhatikan kondisi mental setiap pegawainya.
Akan lebih baik lagi jika perusahaan tempatmu bekerja sudah memberikan asuransi kesehatan atau bahkan menyediakan layanan AmanMind.
Jika memang belum, yuk daftarkan perusahaanmu dan gabung menjadi AmaZens sekarang juga!
Baca juga: 7 Strategi Employer Branding Startup yang Perlu Diterapkan