OKR vs KPI: Definisi, Perbedaan, Keuntungan, dan Contohnya
Saat membicarakan perbedaan OKR vs KPI, memang masih banyak orang yang sering tertukar dalam mengartikannya.
OKR vs KPI adalah dua hal yang berkaitan dengan performa kerja dalam perusahaan. Meskipun tampak sama, komponen-kompenen ini memiliki banyak perbedaan, lho.
Selain itu, adanya OKR dan KPI juga membantu meningkatkan kinerja karyawan untuk segera mencapai target perusahaan.
Nah, untuk mengetahui beberapa perbedaan OKR dan KPI, baca artikel ini sampai habis!
Apa itu OKR dan KPI?
Sebelum mengetahui apa saja perbedaan OKR vs KPI, kamu perlu mengenali terlebih dahulu definisi yang dimiliki keduanya.
Key Performance Indicator atau KPI adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur kinerja individu atau tim dalam perusahaan, untuk mencapai target tertentu.
Sedangkan Objective and Key Results atau OKR adalah suatu teknik atau metrik yang digunakan dengan tujuan untuk mengukur performa kinerja.
Dari pengertian tersebut, mungkin seperti tidak ada bedanya ya, antara OKR vs KPI, yakni sama-sama memiliki tujuan untuk mengukur kinerja dalam mencapai target tertentu.
Well, perbedaannya adalah OKR menjadi sebuah patokan untuk memonitor proses pencapaian target yang telah ditentukan.
Selain itu, OKR juga digunakan untuk menilai kemajuan kinerja yang telah dicapai, dilihat berdasarkan pada objective tujuan proyek maupun usaha tertentu.
Sementara itu, KPI berfungsi sebagai bahan evaluasi dalam menilai performa kinerja yang dilakukan individu maupun tim untuk mencapai target.
Nah, selain menilai performa kerja, KPI juga digunakan untuk membantu suatu organisasi, perusahaan, maupun proyek dalam mencapai target, serta memfokuskan diri pada hal-hal prioritas.
Perbedaan OKR dan KPI
Jika melalui pengertiannya kamu merasa bahwa OKR vs KPI memiliki tujuan yang sama, berikut adalah perbedaan keduanya, antara lain yaitu:
1. Latar Belakang Dibuatnya Tujuan
Perbedaan utama antara OKR vs KPI adalah dilihat berdasarkan latar belakang dibuatnya tujuan perusahaan, organisasi, atau proyek menggunakannya.
Yap, tujuan dan peran yang dimiliki oleh KPI adalah sebagai lagging indicator, yakni dibuat dengan terukur (measurable).
Maka dari itu, dalam menggunakan KPI, akan ada angka atau matriks yang berperan dalam mengukur perkembangan kinerja setiap karyawan, tim, atau bisnis, misalnya:
- Berapa banyak website perusahaan diakses oleh pengunjung?
- Berdasarkan penjualan produk di wilayah tertentu, berapa banyak keuntungan yang didapatkan?
- Berapa banyak pengunjung acara yang diselenggarakan suatu brand?
Well, yang membedakan dengan OKR adalah peran leading indicator-nya bertujuan untuk melihat hal-hal yang ingin dicapai atau dilakukan secara objektif.
Misalnya, ketika karyawan maupun tim membuat suatu OKR, maka objektif dapat diajukan kepada manajemen berupa target baru atau tujuan lama yang masih belum tercapai.
2. Bentuk Tujuan yang Dibuat
Berdasarkan poin sebelumnya, maka perbedaan OKR vs KPI adalah tujuan serta rencana yang dibuat cukup berbeda.
Yup, jika KPI rencana atau strategi lebih terukur, maka bentuk tujuan yang dibuat adalah melalui persentase, agar membantu dalam menyukseskan target (achieve).
Dengan demikian, agar rencana serta strategi yang dibuat berjalan lancar, KPI menggunakan metode SMARTER, di antaranya adalah:
- Specific, yaitu perencanaan KPI harus dibuat dalam bentuk sejelas dan sedetail mungkin.
- Measurable, perencanaan KPI harus dibuat dalam bentuk yang dapat terukur.
- Achievable, yakni target serta strategi yang dibuat harus menantang namun tetap masuk akal.
- Relevant, maka KPI harus relevan dan selaras dengan objektif di dalam tim.
- Time-bound, target KPI yang dibuat berpaku pada suatu waktu tertentu.
- Evaluate, menilai apakah target dan objektif KPI yang dibuat sudah mencapai nilai persentase, serta perlu perubahan strategi.
- Re-adjust, yaitu mengevaluasi KPI yang sudah berhasil, sebelum menjalankan target-target baru.
Sementara itu, yang membedakan dengan OKR adalah achieve-nya dapat dibuat dengan melalui strategi berikut, yaitu:
- Focus, yaitu target dan objektif yang dibuat OKR harus memfokuskan pada hal-hal yang perlu dikembangkan.
- Alignment, yakni OKR dibuat menyesuaikan dengan keseluruhan objektif kinerja tim serta perusahaan.
- Transparency, apabila OKR berhasil mencapai target sesuai objektif tim dan perusahaan, maka akan berdampak pada goals yang dibuat, karena seluruh karyawan mempunyai kesamaan dalam hal visi serta tujuan.
3. Waktu Pembuatan Tujuan
Sama seperti di mana suatu tugas memiliki deadline agar para karyawan lebih disiplin dan pekerjaan berjalan lancar, hal ini juga berlaku pada OKR maupun KPI.
Umumnya, perbedaan dalam penentuan waktu antara OKR vs KPI menyesuaikan kebijakan dari masing-masing perusahaan.
Biasanya, entah KPI ataupun OKR akan dibuat per kuartal (quarter) setiap 3 bulan sekali.
Misalnya, dalam satu tahun terdapat 4 kuartal, maka sebagai karyawan, kamu akan membuat daftar rencana kerja sebanyak 4 kali untuk diajukan kepada manajemen perusahaan.
Namun, perbedaan OKR vs KPI adalah target Key Performance Indicator dibuat lebih lama, sekitar 6 bulan hingga 1 tahun per kuartal, menyesuaikan objektif bisnis yang ingin dicapai.
Baca juga: Mengenali 7 Perbedaan PKWT dan Outsourcing, Sudah Tahu?
4. Penyusunan Target
Well, karena pembuatan KPI lebih terukur, maka penyusunan targetnya terkesan lebih terinci dan kompleks.
Berdasarkan kebutuhan manajemennya, terdapat 3 jenis laporan yang bisa digunakan pada KPI, di antaranya adalah:
- Analytical report, menilai dan menjelaskan secara rinci seberapa besar KPI berpengaruh terhadap hasil kerja.
- Operational report, dengan menjelaskan operasional yang dimiliki perusahaan.
- Strategic report, membuat catatan berisi kemajuan serta evaluasi kinerja perusahaan.
Nah, yang membedakan dengan OKR adalah penyusunan Objective and Key Results jauh lebih santai, misalnya membuat rencana kerja dengan menggunakan to do list.
5. Jumlah Target
Biasanya, tim manajemen dalam perusahaan maupun organisasi akan memiliki jumlah target yang berbeda, menyesuaikan dengan kebijakannya.
Namun, perbedaan OKR dan KPI adalah target yang dibuat untuk Key Performance Indicator umumnya sebanyak 2-4 capaian saja.
Berbeda dengan OKR, karyawan maupun tim akan membuat capaian yang lebih banyak antara 1-5, atau bahkan maksimal hingga 10.
Keuntungan Penerapan OKR vs KPI
Selain perbedaannya, antara OKR vs KPI juga memiliki keuntungan masing-masing dalam penerapannya, antara lain yaitu:
1. Keuntungan Penerapan OKR
Berikut adalah keuntungan yang akan kamu dapatkan ketika menerapkan OKR, di antaranya yaitu:
- Meningkatkan keterlibatan karyawan ketika ingin mencapai tujuan perusahaan, sehingga hal ini akan memberikan dampak positif dalam membangun hubungan pekerjaan.
- Melatih kepercayaan diri, saat perusahaan memiliki pemahaman yang jelas tentang fokus dan metode pengukuran pencapaian yang diinginkan, seorang karyawan akan lebih mampu mengarahkan proyek.
- Menghubungkan tujuan perusahaan, individu, dan tim untuk bekerja sama dalam mencapai target yang sama.
- Melatih tim untuk lebih mudah menolak ide jika tidak sesuai dengan tujuan yang ditetapkan, sehingga hal ini akan membantu memprioritaskan kepentingan lain.
2. Keuntungan Penerapan KPI
Nah, agar lebih jelas dalam mengetahui perbedaan OKR vs KPI, berikut ini keuntungan yang akan didapatkan dalam penerapan Key Performance Indicator, di antaranya adalah:
- Membantu HRD agar lebih mudah dalam mengukur serta mengevaluasi kinerja setiap karyawan.
- Membantu karyawan untuk lebih memahami seperti apa ekspektasi yang dimiliki perusahaan.
- Meningkatkan kemampuan karyawan dalam mengelola kinerja masing-masing.
- Menjadi tolok ukur bagi perusahaan dalam membuat sistem yang sesuai dengan tujuan dan objektif.
Contoh OKR dan KPI
Untuk memahami perbedaan OKR vs KPI dengan lebih mendalam, kamu perlu melihatnya melalui contohnya seperti berikut ini. Check it out!
Berdasarkan gambar tersebut, KPI dibuat per kuartal pada periode tertentu, dengan format tabel berisi keterangan angka capaian, skor, serta target.
Dalam hal ini, apabila target yang dibuat dapat melampaui skor, maka dapat dikatakan bahwa kamu memiliki performa yang memuaskan dan akan dinilai baik oleh manajemen.
Selain itu, apabila nilai tersebut tetap bertahan selama satu tahun dengan target yang selalu tercapai dan memuaskan, maka tidak mungkin kamu akan mendapatkan penghargaan most valuable employee.
Sementara itu, untuk contoh OKR, kamu dapat melihatnya melalui studi kasus berikut ini.
Misalnya, kamu adalah seorang CEO perusahaan di bidang teknologi yang menyediakan jasa hosting website, kemudian mempunyai target ingin meningkatkan jumlah client.
Dengan begitu, kamu dapat menentukan OKR perusahaan dengan membuat Key Result sebagai berikut:
Perlu diperhatikan, dalam membuat key result tak perlu terlalu banyak, cukup 2-5 capaian. Apabila lebih dari jumlah tersebut, hal ini dapat membuat terpecahnya fokus yang dimiliki oleh individu maupun tim.
Baca juga: Ini 9 Perbedaan PKWT dan PKWTT, Karyawan Wajib Tahu!
OKR vs KPI, Mana yang Lebih Baik?
Setelah mengetahui apa saja perbedaan OKR dan KPI, mungkin kamu ingin mengetahui mana yang lebih baik di antara keduanya.
Well, baik OKR maupun KPI, keduanya merupakan alat ukur performa kinerja perusahaan yang baik, kamu dapat menggunakannya dengan menyesuaikan kebutuhan masing-masing.
Secara umum, tujuan yang dimiliki OKR maupun KPI tidak terlalu banyak perbedaannya, apalagi keduanya adalah suatu tolok ukur dalam menghitung sebuah pencapaian.
Terlebih lagi, antara OKR dan KPI merupakan alat ukur yang sama-sama menjadi kunci dalam mencapai keberhasilan.
Namun, yang membedakannya adalah OKR memiliki tujuan untuk mencapai target dan objektif suatu perusahaan, organisasi, maupun proyek dengan lebih jelas.
Sementara itu, jika menggunakan KPI, pencapaian target dan objektif yang dilakukan jauh lebih terukur dengan menggunakan persentase.
Nah, itulah sederet informasi tentang pengertian OKR vs KPI, perbedaan, keuntungan, hingga contohnya.
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa OKR dan KPI adalah dua aspek yang penting dalam dunia kerja, termasuk membantu meningkatkan performa karyawan.
Selain melalui penerapan OKR dan KPI, perusahaanmu juga bisa menunjang kesehatan karyawan dengan sejumlah layanan Aman.
Aman adalah One-stop Employee Well-being Platform yang membantu menunjang kesehatan karyawan melalui beberapa layanannya, seperti AmanMind, AmanBoost, dan Aman Protect.
Kamu bisa memperoleh sejumlah penawaran terbaik dari layanan tersebut dengan mendaftarkan perusahaanmu dan bergabung menjadi Amazens.
Tunggu apa lagi, yuk, bangun lingkungan kerja yang nyaman bagi karyawan bersama Aman!
Baca juga: 7 Perbedaan Staff dan Karyawan yang Perlu Kamu Ketahui